Selasa, 08 Mei 2012

PERKEMBANGAN KEHIDUPAN MASYARAKAT SETELAH MASUKNYA AGAMA ISLAM

Agama Islam yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW berkembang pesat setelah mengalami pasang surut dalam penyebarannya. Penyebaran Islam yang pada awalnya dilakukan oleh para pedagang dari Cambay atau Gujarat yang datang tidak hanya berdagang saja namun juga melakukan penyebaran terhadap Agama Islam.
Yang menyebabkan para pedagang itu menyebarkan agamanya adalah didorong rasa ketaatan yang tinggi pada ajaran Islam. Kerajaan Islam pertama yang berdiri adalah Kerajaan Samudra Pasai yang awalnya hanya sebagai tempat singgah oleh para pedagang yang telah melakukan transaksi di Malaka. Namun seiring dengan pertumbuhan Malaka sebagai bandar pelabuhan, kemudian kedudukan Pasai menjadi lemah yang pada akhirnya mengalami kemunduran. Pada masa itu Islam sempat lemah, namun setelah itu Islam berkembang di wilayah Jawa seiring dengan keruntuhan Kerajaan Majapahit pada abad 15 dan juga pertumbuhan dari pelabuhan-pelabuhan yang ada di sekitar pesisir Jawa. Selain itu di dalam penyebaran Islam juga tidak bisa lepas dari tokoh Walisongo. Walisongo adalah sebutan untuk wali atau penyebar agama Islam yang berjumlah sembilan orang di Nusantara. Walisongo tersebut antara lain :

·       Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik yang berasal dari Persia kemudian menyebarkan agama di wilayah Gresik. Sunan Gresik ini datang ke Pulau Jawa pada tahun 1404 M. Cara yang dilakukan dalam menyebarkan agama adalah dengan cara berdakwah dan bertasawuf. Selain itu sebelum menyebarkan agama Sunan Gresik lebih dulu menyelami dan memahami watak dan jiwa dari masyarakat Nusantara sendiri.
·       Raden Rahmad atau Sunan Ampel yang menyebarkan Islam di wilayah Surabaya dan disekitarnya. Sunan Ampel mendirikan pesantren di Ampel Denta dan memiliki muridnya juga merupakan wali. Sunan Ampel memiliki ikatan saudara dengan Kerajaan Majapahit karena bibinya waktu itu diperistri oleh Prabu Brawijaya yang merupakan raja Majapahit pada masa itu.  Awalnya Sunan Ampel datang ke Majapahit atas perintah dari Prabu Brawijaya yang ingin Sunan Ampel untuk memperbaiki akhlak dari masyarakat yang pada saat itu sangat buruk. Cara yang dilakukan Sunan Ampel awalnya adalah dengan membangun pesantren yang berada di Ampeldenta yang merupakan daerah pemberian dari Prabu Brawijaya. Ajaran Sunan Ampel yang terkenal adalah Moh Limo. Moh Limo maksudnya tidak  mau melaksanakan lima hal atau perkara yang dilarang oleh syariat Islam. Lima hal yang tidak diperbolehkan antara lain : tidak boleh judi, tidak boleh minum-minuman keras, tidak boleh mencuri, tidak boleh berzina dan tidak boleh menghisap candu atau ganja. Sunan Ampel wafat pada tahun 1478 M dan dimakamkan di sebelah Masjid Ampel. Sebelum wafat Sunan Ampel berpesan kepada muridnya agar selalu terus mengamalkan apa yang diperolehnya dan juga tetap memperjuangkan Agama Islam.
·       Raden Makdum Ibrahim atau Sunan Bonang yang merupakan salah satu putra dari Sunan Ampel. Ia menyebarkan Islam di wilayah pesisir utara Jawa terutama di daerah Tuban. Metode yang digunakan adalah dengan cara berdakwah dan menggunakan kesenian gamelan yang pada saat itu merupakan salah satu kesenian yang digandrungi masyarakat pada masa itu.
·       Sunan Drajat atau Raden Qosim yang merupakan putra dari Sunan Ampel yang makamnya berada di daerah Paciran  Lamongan. Melakukan dakwah di daerah sekitar  barat Surabaya
·       Raden Paku atau Sunan Giri yang merupakan murid dari Sunan Ampel dan kemudian menyebarkan Islam di daerah Bukit Giri, Gresik. Memiliki gelar Syekh Maulana Ainul Yaqin, gelar yang diberikan oleh guru di Samudera Pasai karena ia memiliki ilmu agama yang mumpuni di usianya yang masih muda.
·       Sunan Muria yang atau Raden Umar Syahid yang merupakan pitra dari Sunan Kalijaga dengan Dewi Saroh. Sunan Muria dikenal sebagai salah seorang wali yang mempertahankan kesenian gamelan sebagai media dakwah yang paling ampuh. Sunan Muria merupakan pencipta tembang gending Sinom dan Kinanti. Sunan Muria menyebarkan agama di wilayah Jepara, Tayu, Pati, Juana dan Kudus yang merupakan daerah di pesisir utara Jawa Tengah.
·       Jafar Shodiq atau Sunan Kudus yang merupakan putra dari Raden Patah yang merupakan Raja Demak. Menyebarkan agama di daerah Jawa Tengah sebelah utara yakni di daerah Demak dan Kudus. Sunan Kudus ahli dalam bidang seni, ini dapat dilihat dari tembang yang diciptakan yakni Mijil dan Maskumambang. Selain itu dalam memainkan gamelan begitu merdu juga sehingga pada saat Sunan Kudus memainkan gamelan banyak orang yang berbondong-bondong untuk mendengarkannya. Ada satu cita-citanya yang belum terwujud yakni mendirikan masjid di Alun-alun Demak.
·       Raden Syahid atau Sunan Kalijaga adalah putra Tumenggung Wilatikta yang merupakan Bupati Tuban dan juga masih keturunan dengan Ronggolawe. Sunan Kalijaga menyebarkan agama di daerah Kadilangu(dekat Demak). Sunan Kalijaga menyebarkan agama dengan menggunakan cara berdakwah dengan berkeliling di daerah-daerah terpencil. Selain itu ia juga menggunakan kesenian dalam menyebarkan agamanya yakni dengan menggunakan media wayang dan gamelan yang merupakan kesenian yang kondang pada masa itu. Jasa lain dari Sunan Kalijaga adalah dalam pembangunan Masjid Demak yang pada saat itu Sunan Kalijaga membuat tiang dari tatal( potongan-potongan kayu kecil) yang disusun rapi sehingga menjadi tiang yang kuat. Tiang tersebut sekarang ini diberi nama “Soko Tatal”. Tembang yang terkenal dari Sunan Kalijaga adalah Lir-illir.
·       Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati yang menyebarkan agama di wilayah Jawa Barat(Cirebon). Ibunya adalah Dewi Roro Santang yang merupakan putrid dari Siliwangi dan ayahnya adalah Sultan Abdullah. Sunan Gunung Jati sempat menuntut ilmu di Timur Tengah dan pada 1470 kembali ke Jawa dan berguru pada Sunan Ampel. Sunan Gunung Jati juga merupakan pendiri dari Kesultanan Cirebon. Selain itu ia juga pernah menyerang Portugis yang berada di Sunda Kelapa pada 22 Juni 1527 yang juga dijadikan sebagai tanggal berdirinya Jakarta. Sunan Gunung Jati meninggal pada 1570 di Desa Astana yaitu daerah sebelah utara Kota Cirebon.
Para wali tersebut merupakan tokoh yang sangat berpengaruh di Nusantara terhadap perkembangan Islam. Cara dakwah yang dilakukan oleh para wali tersebut berbeda-beda namun mereka memiliki tujuan yang sama yakni demi kemajuan dan perkembangan Islam di Nusantara. Umumnya para wali ini dijadikan penasehat di kerajaan Islam seperti Kerajaan Demak. Selain itu para wali ini ada yang menyebarkan ajarannya dengan cara mendirikan sebuah pesantren atau komunitas Islam seperti yang dilkukan oleh Sunan Ampel yang mendirikan pesantren di wilayah Ampel Denta. Pesantren ini telah banyak melahirkan tokoh-tokoh penting seperti Sunan Bonang, Sunan Drajat ataupun juga Raden Patah yang merupakan pendiri dari Kerajaan Demak. Pendirian pesantren ini dimaksudkan untuk lebih mendidik masyarakat yang ada di sekitar daerah itu untuk menjalankan syariat agama secara benar selain juga sebagai tempat menuntut ilmu bagi para santri. Pendidikan menjadi salah satu hal yang penting dalam sebuah masyarakat sebab apabila masyarakat yang ada di sebuah sebuah daerah terdidik maka otomatis daerah tersebut menjadi daerah yang maju begitu pula sebaliknya.
Kehidupan masyarakat setelah masuk Islam menjadi baik dan tertata dengan rapi, ini dapat dilihat dari banyaknya masyarakat yang sebelumnya mempercayai kepercayaan Hindu-Budha kemudian berangsur-angsur meninggalkan kepercayaan itu dan beralih ke ajaran Islam. Masyarakat juga mulai meninggalkan kebiasaan buruk dari mereka yang dulunya berjudi, maksiat, ataupun juga mabuk-mabukan. Ini dilakukan karena ajaran Islam tidak menghendaki adanya hal yang semacam ini karena bertentangan dengan syariat Islam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar