Sabtu, 21 April 2012

Awal Jalan Raya

Terciptanya Jalan Raya
Jalan raya merupakan salah satu pendukung dari adanya transportasi darat. Jalan raya dapat berfungsi sebagai penghubung transportasi dari satu tempat ke tempat yang lain. Jalan raya sudah ada sejak zaman dulu, namun jangan dibayangkan jalan raya dulu sama dengan jalan raya yang ada sekarang ini. Jalan raya dulu hanya berupa jalan tanah yang masih berbatu atau dapat juga disebut dengan jalan setapak. Sebelum adanya jalan setapak pula manusia dalam melakukan transportasi harus membuka hutan terlebih dulu kemudian baru dapat melewati jalan. Lama kelamaan akibat dari seringnya manusia melewati hutan dan kemudian membuka jalan maka terciptalah suatu rute perjalanan dengan jalan yang telah dilalui tadi. Maka dari itu kemudian terciptalah jalan yang kemudian berfungsi sebagai penghubung.

Jalan setapak ini merupakan suatu perkembangan awal dalam bidang jalanan atau prasarana dari transportasi sendiri. Jalan setapak ini kemudian memudahkan manusia dalam melakukan kegiatan transportasi. Namun setelah tercipta jalan raya masalah pun muncul seperti jalan setapak ini apabila musim penghujan tiba tidak dapat dilalui karena permukaannya basah kadang tergenang air. Ini membuat manusia berpikir keras untuk meminimalisir hal yang demikian. Dari itu semua kemudian terciptalah suatu teknik untuk mengubah jalan setapak yang masih dilapisi tanah itu dengan suatu benda yang dapat tahan terhadap air. Seperti contohnya di Eropa Utara yang memiilih jalan kayu berupa gelondongan kayu dipasang diatas ranting, lalu diatasnya disusun kayu secara melintang berpotongan untuk melalui rintangan tersebut.

Sejarah Jalan Raya dari masa ke masa

  1. Di kepulauan Malta ada bagian jalan yang ditatah agar kendaraan tidak meluncur turun. Sedangkan masyarakat di Lembah Sungai Indus, sudah membangun jalan dari bata yang disemen dengan bituna (bahan aspal) agar tetap kering. Dapat dikatakan, pemakaian bahan aspal sudah dikenal sejak milenium ke 3 sebelum masehi dikawasan ini, terbukti di Mohenjo Daro dan Harrappa, terdapat penampung air berbahan batu bata bertambalkan aspal
  2. Konstruksi jalan Bangsa Romawi berciri khas lurus dengan empat lapisan. Lapisan pertama berupa hamparan pasir atau adukan semen, lapisan berikutnya berupa batu besar datar yang kemudian disusul lapisan kerikil dicampur dengan kapur, kemudian lapisan tipis permukaan lava yang mirip batu api. Ketebalan jalan itu sekitar 0,9-1,5 m. Rancangan Jalan Romawi tersebut termasuk mutakhir sebelum muncul teknologi jalan modern di akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Sayangnya jalan itu rusak ketika Romawi mulai runtuh.
  3. Seorang skotlandia bernama Thomas Telford (1757 - 1834) membuat rancangan jalan raya, di mana batu besar pipih diletakan menghadap ke atas atau berdiri dan sekarang dikenal dengan pondasi jalan Telford. Konstruksi ini sangat kuat terutama sebagai pondasi jalan, dan sangat padat karya karena harus disusun dengan tangan satu per satu. Banyak jalan yang bermutu baik dengan konstruksi Telford, tetapi tidak praktis memakan waktu.
  4. Konstruksi berikutnya oleh John Loudon Mc Adam (1756-1836). Konstruksi jalan yang di Indonesia dikenal dengan jalan Makadam itu lahir berkat semangat membuat banyak jalan dengan biaya murah. Jalan tersebut berupa batu pecah yang diatur padat dan ditimbun dengan kerikil. Jalan Makadam sangat praktis, batu pecah digelar tidak perlu disusun satu per satu dan saling mengunci sebagai satu kesatuan
  5. Di akhir abad ke XIX, seiring dengan maraknya penggunaan sepeda, pada 1824 dibangun jalan aspal namun dengan cara menaruh blok-blok aspal. Jalan bersejarah itu dapat disaksikan di Champ Elysses, Perancis. Jalan aspal yang bersipat lebih plastis atau dapat kembang susut yang baik terhadap perubahan cuaca dan sebagai pengikat yang lebih tahan air
  6. Di Skotlandia beton yang dibuat dari Semen Portland pada 1865. Sekarang banyak jalan tol dengan konstruksi beton (tebal minimum 29 cm) dan tahan hingga lebih dari 50 tahun serta sangat kuat sekali memikul beban besar.
  7. Jalan Aspal modern merupakan hasil karya Orang Belgia Edward de Smelt di Columbia University, New York. Pada tahun 1872, ia sukses merekayasa aspal dengan kepadatan maksimum. Aspal itu dipakai di Battery Park dan New York, tahun 1872 di Pennsylvania dan Washington DC pada 1877.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar